nggak cuma gara-gara perut mules yang bikin aku nggak bisa kuliah hari ini, tapi juga karena something bad yang masuk ke otak aku. aku gundah. itu tepatnya. di satu sisi, aku ingin abang jadi anak yang baik, dan stop berbuat aneh-aneh gitu. di sisi lain, aku sadar kalo aku nggak bawa pengaruh baik buat abang. buktinya abang nggak berubah. nyebelin emang. abang sesuka hati maenin perasaan aku. aku tahu itu cuma main-main. terus-terusan bikin aku nggak yakin sama abang. terus aja gituin aku. aku nggak cuma sebel, aku sedih, dan kamu tak tahu itu.
apa pernah kamu mikir, kenapa aku nolak kamu pertama kali, lalu nerima kamu sesudahnya? karena hidup kamu hanya diisi hal-hal konyol. pernah kamu coba untuk serius? aku nggak liat itu. saat kamu ngomong serius pun, selalu dibawa becanda. aku nggak tahu kapan kamu bisa serius, atau hanya becanda untuk ngebuat aku sekedar tersenyum.
aku tanya kamu untuk berubah, bukan untuk menjadi pribadi yang lain. aku cuma mau kamu jadi orang yang lebih baik. apa kamu sudah berhenti ngerokok? apa kamu sudah berhenti nongkrong nggak jelas? apa kamu sudah berhenti bolos kuliah? apa kamu sudah berhenti tidur di kelas? apa kamu sudah berhenti ngambilin uang les? apa kamu sudah berhenti keluar malem-malem? apa badanmu bentol-bentol gara-gara seafood? apa kamu makan CTM lagi? aku khawatir, dan itu yang aku pikirkan. apa kamu juga memikirkan aku seperti aku memikirkanmu?
aku akan bilang IYA, saat abang benar-benar meyakinkanku dengan SERIUS bahwa abang akan berubah jadi pribadi yang lebih baik. aku tidak sedang bercanda atau bermain-main seperti biasa. mengatakan ini pada abang sesulit makan bawang goreng. aku tidak akan tahan dan berhenti segera sebelum aku menghabiskannya. aku nggak peduli abang mau bilang aku apa, abang itu abangku. aku mau abang berubah. dan setelah hal itu, aku mungkin akan katakan IYA lagi.