"ini ramadhan sayang", aku berbisik untukmu.
Sungguh aku bukanlah wanita muslimah, yang menundukkan pandangannya, yang kuat menjaga auratnya, yang taat beribadah, yang hidup tanpa cela. Aku hanya wanita biasa, yang masih berusaha dengan segala upayaku, untuk jadi yang Dia mau. Aku tahu aku melakukan banyak kesalahan, tak di bulan ini pun juga di bulan-bulan sebelumnya, tapi aku tetap berusaha. Setidaknya, aku belum berada di titik menyerah dan semoga tak akan pernah tiba di sana.
Sayang, jika boleh aku berkata jujur padamu. Keyakinanku akanmu sudah berkurang. Aku pupuk itu setiap hari. Aku juga tetap jaga sayangku untukmu. Aku hanya tak kuasa. Aku memang lemah. Tak ada sesuatupun yang membuat keyakinan ini berkurang. Hanya aku yang tak siaga.
Ada sesuatu yang mengganjal hatiku. Yang aku juga tak tahu. Aku hanya merasa keyakinanku berkurang. Apa kau juga rasakan? atau hanya aku?
Sudahkah aku bilang, kalau aku tak suka asap rokokmu? Aku yakin sudah. Bukan karena aku tak suka, terlebih karena aku tahu akibat buruk yang akan kau dapat kelak. Sayang, maaf aku terlalu egois. Aku sadar. Aku sudah coba merubahnya.
Tahukah kalau aku sudah mulai bebal akan amarah kedua orangtuaku? Tahukah bahwa aku sudah sangat berdosa? Aku lakukan untuk tetap menjaga keyakinanku padamu. Tolong, jangan salahkan aku jika aku mulai lelah menjaganya. Aku masih berusaha.
Aku takut sayangku. Jika aku tak bertemu lama, aku jadi makin lemah menjaga keyakinanku ini. Kau menguatkanku. Kau yang selalu menguatkanku. Sayang, sudah kukatakan semuanya. Tentang keyakinanku yang telah berkurang, tentang aku yang mulai lelah sekarang.
Dalam resah yang dalam, ingin aku akhiri saja semuanya. Biar waktu yang kelak menjawab keyakinanku. Biar waktu yang kelak membuktikan keyakinanku, keyakinanmu dan keyakinan kita. Keyakinan kita pada rasa yang kita punya ini. Tapi aku takut sayang, aku takut aku tak sanggup. Sering kucoba tak menghubungimu, dan kau tentu tahu, itu tak akan berlangsung lama.
Sayang, aku ingin bermimpi tentangmu malam ini. Biar kupenuhi pikiranku tentangmu saja. Semoga jadi sesuatu yang kembali menguatkanku. :')
Sungguh aku bukanlah wanita muslimah, yang menundukkan pandangannya, yang kuat menjaga auratnya, yang taat beribadah, yang hidup tanpa cela. Aku hanya wanita biasa, yang masih berusaha dengan segala upayaku, untuk jadi yang Dia mau. Aku tahu aku melakukan banyak kesalahan, tak di bulan ini pun juga di bulan-bulan sebelumnya, tapi aku tetap berusaha. Setidaknya, aku belum berada di titik menyerah dan semoga tak akan pernah tiba di sana.
Sayang, jika boleh aku berkata jujur padamu. Keyakinanku akanmu sudah berkurang. Aku pupuk itu setiap hari. Aku juga tetap jaga sayangku untukmu. Aku hanya tak kuasa. Aku memang lemah. Tak ada sesuatupun yang membuat keyakinan ini berkurang. Hanya aku yang tak siaga.
Ada sesuatu yang mengganjal hatiku. Yang aku juga tak tahu. Aku hanya merasa keyakinanku berkurang. Apa kau juga rasakan? atau hanya aku?
Sudahkah aku bilang, kalau aku tak suka asap rokokmu? Aku yakin sudah. Bukan karena aku tak suka, terlebih karena aku tahu akibat buruk yang akan kau dapat kelak. Sayang, maaf aku terlalu egois. Aku sadar. Aku sudah coba merubahnya.
Tahukah kalau aku sudah mulai bebal akan amarah kedua orangtuaku? Tahukah bahwa aku sudah sangat berdosa? Aku lakukan untuk tetap menjaga keyakinanku padamu. Tolong, jangan salahkan aku jika aku mulai lelah menjaganya. Aku masih berusaha.
Aku takut sayangku. Jika aku tak bertemu lama, aku jadi makin lemah menjaga keyakinanku ini. Kau menguatkanku. Kau yang selalu menguatkanku. Sayang, sudah kukatakan semuanya. Tentang keyakinanku yang telah berkurang, tentang aku yang mulai lelah sekarang.
Dalam resah yang dalam, ingin aku akhiri saja semuanya. Biar waktu yang kelak menjawab keyakinanku. Biar waktu yang kelak membuktikan keyakinanku, keyakinanmu dan keyakinan kita. Keyakinan kita pada rasa yang kita punya ini. Tapi aku takut sayang, aku takut aku tak sanggup. Sering kucoba tak menghubungimu, dan kau tentu tahu, itu tak akan berlangsung lama.